Ciputat
Belum Bayar SPP, Oknum Walikelas Sekolah Swasta Di Tangsel Diduga Lakukan Kekerasan Fisik
Sungguh miris nasib bocah malang yang masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 6 SD, ia mengaku mengalami kekerasan fisik dari walikelasnya lantaran dirinya belum membayar SPP.
Saat di temui awak media, bocah malang tersebut selalu histeris, menangis dan tidak mau untuk kembali melanjutkan sekolahnya. Kamis (21/11/2019)
Ibu kandung bocah tersebut mengatakan, anaknya kesal lantaran wali kelasnya selalu menanyakan biaya tunggakan raport dan SPP.
“Pada hari selasa kemarin, tanggal 12 November 2019, anak saya bilang kepada saya, bahwa dia tidak mau melanjutkan sekolahnya. Karena walikelasnya klas 6, terus menanyakan perihal tunggakan uang raport dan SPP,” ungkap orangtua anak, yang kesehariannya berjualan mie ayam di stasiun Sudimara, Jombang, Ciputat, Tangsel.
Masih menurut orangtua yang diduga menjadi korban bullying, tidak cukup hanya sampai disitu, bahkan oknum walikelas tersebut sempat diduga melakukan kekerasan fisik, yakni, dengan menarik rambut anaknya hingga kesakitan.
“Anak saya sempat kesal, itu ia tunjukan melalui sikapnya dengan memukul papan tulis, karena melihat anaknya yang kesal, akhirnya anak saya di jambak rambutnya sampai kesakitan, dan menimbulkan trauma tidak ingin melanjutkan sekolah lagi, anak saya minta pindah sekolah bang,” ucap orangtua murid.
Dampak dari dugaan kekerasan fisik tersebut, bocah malang ini sudah tidak ikut kegiatan belajar mengajar sejak senin kemarin tanggal 18 november 2019.
Sementara itu, ketika media mencoba mengkonfirmasi pihak sekolah, Mansyur S.Pd.I menyanggah bahwa kejadian tersebut tidak pernah ada di sekolahnya.
“Saya belum mengetahui informasi tersebut, saya akan mendalami terlebih dahulu. Sebenarnya bocah tersebut sudah di berikan keringanan dan boleh melanjutkan sekolah lagi,” ungkap Mansyur
Senada dengan Mansyur, Ahmad Wakil Ketua Yayasan pada sekolah tersebut mengaku kecewa, lantaran wali santri melaporkan kejadian tersebut di media.
“Kami sungguh kecewa dengan wali santri, mestinya kejadian ini bisa di selesaikan dengan musyawarah. Secepatnya kami akan undang wali santri tersebut ke sekolah,” ucap Ahmad (adt)