Info Tangsel
PWI Harap Pilkada Aceh Berjalan Damai dan Demokratis
JAKARTA – Memasuki masa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) berharap proses demokratisasi di Aceh berjalan lancar dan damai. Harapan tersebut disampaikan Ketua Umum PWI, Hendry Ch Bangun, saat menerima kunjungan mantan Wakil Gubernur Aceh periode 2007-2012, Muhammad Nazar, di Kantor PWI, Kebon Sirih, Jakarta.
Hendry menegaskan bahwa PWI secara organisasi tidak memiliki kepentingan langsung terhadap Pilkada yang sedang berlangsung. “Kami berkepentingan agar pelaksanaan Pilkada dapat berjalan damai, tanpa ada konflik horizontal di antara masyarakat yang merasa tidak terwakili oleh dua calon yang ada di Aceh,” ujarnya, Senin (2/9/2024).
Lebih lanjut, Hendry menambahkan bahwa PWI mendukung apa pun yang terbaik bagi rakyat Aceh. “Kita tidak memiliki masalah personal dengan Pilkada. Apa yang terbaik bagi rakyat Aceh, itulah yang kita dukung,” tuturnya.
Sementara itu, Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh menyatakan bahwa hanya ada dua bakal pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh yang mendaftar hingga batas waktu pendaftaran pada 27-29 Agustus 2024. Kedua pasangan tersebut adalah Bustami – Tgk Muhammad Yusuf A Wahab (Tu Sop) dan Muzakir Manaf (Mualem) – Fadhlullah (Dek Fad).
Muhammad Nazar, kandidat Cawagub Aceh yang tidak ikut serta dalam Pilkada kali ini, menyatakan bahwa ruang demokrasi di Aceh masih belum terbuka lebar. “Awalnya saya mengajukan diri melalui jalur independen, namun karena waktu yang terlalu singkat untuk mengumpulkan KTP, saya batal maju melalui jalur itu,” jelas Nazar.
Nazar kemudian mencoba melakukan pendekatan dengan berbagai partai politik (parpol). “Saya melakukan presentasi ke berbagai parpol sebagai bagian dari upaya pendekatan politik,” tambahnya.
Namun, upaya tersebut berakhir tanpa hasil hingga masa akhir pendaftaran calon di KIP. “Untuk itu, saya akan menempuh jalur hukum, terutama ke Mahkamah Konstitusi (MK), agar ada perpanjangan waktu pendaftaran,” kata Nazar.
“Apa yang saya perjuangkan bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan demi tegaknya demokrasi di Aceh,” tandasnya.
Editor : Hary